Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
d'Masiv adalah sebuah grup musik asal Indonesia yang berdomisli di Jakarta.
Anggotanya 5 orang yaitu Rian Ekky Pradipta (vokal), Dwiki Aditya
Marsall (gitaris), Nurul Damar Ramadan (gitaris), Rayyi Kurniawan
Iskandar Dinata (bass), dan Wahyu Piadji (drum). Nama d'Masiv belakangan disejajarkan dengan band-band "papan atas" Indonesia seperti Ungu, Nidji, atau Peterpan karena popularitas lagu-lagu mereka. Sejarahd'Masiv pertama kali dibentuk pada 3 Maret 2003. Nama d'Masiv sendiri berasal dari kata dalam bahasa Inggris "massive"
sebagai semacam pengharapan agar bisa meraih hasil sebaik mungkin di
kancah musik nasional. Nama mereka mulai melambung setelah berhasil
memenangkan kompetisi musik A Mild Live Wanted pada tahun 2007. d'Masiv akhirnya merilis album pertama mereka berjudul "Perubahan" pada tahun 2008 dengan lagu
"Cinta Ini Membunuhku" sebagai lagu andalannya. Lagu ini sangat populer
sehingga semakin melambungkan nama mereka di kancah musik nasional. Di
akhir tahun 2008, d'Masiv membuat wadah perkumpulan bagi para penggemarnya dengan nama Masiver. Pada tahun 2009, d'Masiv merilis mini album baru yang berisi 2 buah lagu berjudul "Mohon Ampun Aku" dan "Jangan Menyerah". Menurut Rian, vokalis d'Masiv, proses pembuatan mini album ini sangat singkat dan dirilis untuk menyongsong bulan Ramadan 1430 H yang jatuh menjelang akhir bulan Agustus 2009.
Kontroversi
d'Masiv sempat diberitakan sebagai penjiplak karya musik band lain. Kredibilitas Anugerah Musik Indonesia
Ke-12 tahun 2009 pun sempat diragukan hanya karena memasukkan nama band
ini sebagai salah satu nominasi peraih penghargaan Artis Pendatang Baru
Terbaik. Anggota Dewan Pengarah AMI Seno M. Hardjo bahkan mengatakan
pihaknya kecolongan dengan masuknya D’Masiv. Beberapa dari lagu yang dituduh menjiplak tersebut di antaranya adalah lagu berjudul Dilema yang dianggap mencontek hampir semua bagian dari lagu Soldier’s Poem yang dibawakan band populer asal Inggris, Muse. Lagu Dan Kamu dianggap menjiplak Head Over Heels (In This Life) milik band Switchfoot asal San Diego, Amerika Serikat. Lagu Switchfoot lainnya yang berjudul Awakening juga dianggap dicontek intro dan ketukan ritmenya dalam lagu Diam Tanpa Kata. Intro lagu Luka Ku sendiri dianggap sangat mirip dengan Drive-nya Incubus, sementara intro lagu Cinta Sampai di Sini dianggap persis dengan intro lagu Into The Sun milik band Lifehouse dari Los Angeles, AS. Semua lagu itu ada di album perdana d'Masiv yang berjudul Perubahan.
Diberitakan pula sumber di internet yang juga mengatakan bahwa lagu
"Cinta Ini Membunuhku adalah hasil jiplakan dari lagu "I Don't Love you"
milik My Chemical Roamnce. Lagu sebelah mata juga menurut mereka
memiliki kemiripan intro dengan lagu dari Fall Out Boy ,"The Take Over
The Breaks Over. Dan intro lagu "Tak Pernah Rela" mirip seperti lagunya
Keane, "Is It any Wonder." Belakangan, muncul lagi berita bahwa lagu
terbaru d'MasivJangan Menyerah menjiplak lagu Muse yang berjudul Falling Away With You. Tidak hanya lagu-lagu mereka yang disorot menjiplak hasil karya orang lain. Sampul album pertama d'Masiv yang berjudul "Perubahan" juga dituduh meniru salah satu sampul album dari band Aerosmith (lihat gambar). D’Masiv sendiri menolak semua tudingan bahwa mereka adalah band plagiator yang hanya bisa menjiplak lagu musisi lain. Dalam jumpa pers yang digelar di Hard Rock Cafe Jakarta pada tanggal 1 April 2009, vokalis Rian mengaku dia dan grupnya hanya terinspirasi lagu-lagu dari musisi luar seperti Muse, Switchfoot, dan Incubus.
The Titans berdiri di Bandung, Jawa Barat, 8 Desember 2006. Grup ini beranggotakan enam orang, yakni Andika Naliputra Wirahardja (Andika) pada keyboard, Hendra Suhendra (Indra) di bass, Sonny Krisna Yudha (Onny) pada gitar dan backing vokal, Tommi Herlambang (Imot) di synth & program, Utomo Haridwinanto (Tomtom) pada drum dan Rizki Abdurahman (Rizki) d vokal. Sebelum masuknya Rizki, The Titans diperkuat dengan Bobby yang dulunya vokalis T Band, namun akhirnya ia mengundurkan diri karena tak bisa melepaskan pekerjaannya sebagai pegawai bank.
Untuk Andika (keyboard) dan Indra (bas), keduanya bukanlah orang lama di jalur musik Indonesia. Keduannya adalah mantan personel grup musik Peterpan yang digawangi Ariel. Mereka keluar dari grup musik lamanya setelah terlibat 'perseteruan'. Sementara Imot adalah mantan anggota band Rock n Roll Mafia, Tomtom mantan anggota band T-Five dan Rizki vokalis band IZE, finalis kompetisiDREAMBAND seri pertama. Mereka akhirnya bergabung membentuk The Titans di bawah label EMI Music Indonesia.
Untuk album self-titled perdana mereka, THE TITANS beredar 27 April 2007 dengan single Rasa Ini dam Bila. Sementara mengenai aliran musik yang dianutnya, Indra,
mengatakan bahwa band mereka beraliran pop alternatif dengan
kontaminasi programmer. Debut album perdana ini mendapatkan kesuksesan,
terbukti dengan pemberian Platinum Awards oleh EMI karena album bisa
terjual hingga 150.000 copy yang diraih kurang 3 bulan dari waktu
rilisnya.
Selang setahun kemudian, Rizki cs merilis album kedua MELAYANG LAGI pada 14 Juni 2008. Hit single di lagu ini, Jangan Sakiti dan Tanpamu yang juga bisa diterima di kalangan penikmat musik, terutama Titanium, sebutan bagi fans The Titans.
Meski termasuk band baru, namun The Titans sudah menorehkan prestasi dengan menembus pasar Asia. Mereka mendapatkan kontrak dari Malaysia dan pada Agustus 2009, the Titans mulai promo di negeri Jiran.
Pertengahan Agustus 2009, dua personel The Titans, Andika dan Rizki
mengalami musibah saat berekreasi di Sulawesi Selatan, tepatnya gunung
api di Tanjung Api. Perahu yang mereka naiki terbalik dan nyaris
menenggelamkan Rizki dan Andika. Untung saja, keduanya dapat diselamatkan.
Blink-182 adalah band beraliran pop punk yang berasal dari Poway,
California. Band yang terbentuk sejak tahun 1992 ini awalnya digawangi
oleh Tom DeLonge (vokal dan gitar) dan Mark Hoppus (vokal dan bass). Setelah itu masuklah Scott Raynor sebagai drummer.
Blink-182 awalnya bernama Blink. Namun karena telah ada sebuah grup musik beraliran pop asal Irlandia yang bernama Blink, Mereka pun mengalah dengan menambahkan angka 182, yang diambil dari judul film TURK! 182. Pada tahun 1998, Scott keluar dari Blink-182 dan digantikan oleh Travis Barker.
KARIR Blink-182 merekam demo pertama mereka, Flyswatter, di kamar Scott pada bulan Mei, 1993. Pada tahun yang sama, mereka merekam demo lagi, yang dikenal dengan nama 2nd Demo
(Demo Kedua). Pada demo kedua ini, terdapat beberapa lagu yang direkam
ulang, dan beberapa lagu baru yang setelah itu dirilis dalam album Kung
Fu records.
Album Buddha ini dirilis dalam bentuk kaset pada tahun 1993. Sekitar
1,000 kaset diproduksi oleh perusahaan Filter Records. Pada tahun 1998,
Kung Fu records dirilis ulang dengan daftar urutan trek yang berbeda.
Album pertama yang mereka keluarkan berjudul CHESHIRE CAT yang
dirilis tahun 1994. Sejak itu nama band ini semakin terkenal dan
berhasil menelurkan banyak album. Hingga kini mereka telah merilis
sekitar enam album.
DISKOGRAFI
* CHESHIRE CAT (1994)
* DUDE RANCH (1997)
* ENEMA OF THE STATE (1999)
* TAKE OFF YOUR PANTS AND JACKET (2001)
* BLINK-182 (2003)
* NEIGHBORHOODS (2011)
Simple Plan adalah band pop punk asal Montréal, Québec,
Kanada. Sejak terbentuk mereka tidak pernah mengalami pergantian
personil dan mereka adalah Pierre Bouvier, Jeff Stinco, Sébastien Lefebvre, Chuck Comeau, dan David Desrosiers.
Asal nama Simple Plan tidaklah jelas. Ketika ditanya, para personil
band sering memberikan jawaban berupa lelucon, termasuk salah satunya
adalah karena mereka membentuk band sebagai sebuah "rencana dadakan"
untuk menghindari bekerja di restoran cepat saji. Tapi bagaimanapun,
kemungkinan paling besar, nama "Simple Plan" diambil dari judul film "A Simple Plan", atau lagu karya Piebald berjudul "Just a Simple Plan".
Sampai saat ini mereka telah merilis 4 album studio: No Pads, No
Helmets...Just Balls (2002), Still Not Getting Any... (2004), Simple
Plan (2008), dan Get Your Heart On! (2011). Pada tahun 1996, band Reset
dibentuk oleh Pierre Bouvier, Chuck Comeau, Philippe Jolicoeur, dan
Adrian White. Reset melakukan tur di Kanada bersama MxPx, Ten Foot Pole,
dan Face to Face, walaupun mereka tidak terlalu berhasil mendapatkan
popularitas. Album perdana mereka, No Worries, dirilis pada 1999. Tak
lama, Chuck Comeau pergi dari band untuk masuk kuliah. Dua tahun
kemudian dia bertemu dengan teman-temannya semasa SMA, Jeff Stinco dan
Sébastien Lefebvre, yang pada saat itu sedang berada di band mereka
masing-masing, dan mereka berniat untuk bergabung membentuk band
sendiri. Sementara itu, Reset merilis Album kedua mereka, No Limits.
Suatu hari, Comeau dan Bouvier bertemu kembali di konser Sugar Ray dan
Bouvier meninggalkan Reset untuk bergabung dengan Comeau. David
Desrosiers lalu menggantikan posisi Bouvier di Reset, tetapi dia jga
meninggalkan Reset enam bulan kemudian dan bergabung dengan Bouvier. Hal
ini membuat Bouvier dapat berkonsentrasi pada posisi vokal, setelah
sebelumnya sempat merangkap mengisi posisi vokal sekaligus bass.
Pada Maret 2002, Simple Plan merilis studio album pertama mereka, No
Pads, No Helmets...Just Balls yang dilanjutkan denga dirilisnya singel:
"I'm Just a Kid", "I'd Do Anything", "Addicted", dan "Perfect". Simple
Plan tercatat mengatakan bahwa mereka menginginkan album yang murni
pop-punk. Judul album ini mengacu pada sebuah frase populer dari
olahraga rugby, "No pads, no helmets, just balls."
Album ini mula-mula dirilis di Amerika Serikat dengan isi dua belas
lagu, dengan lagu terakhir "Perfect". Namun edisi bonus dan edisi luar
negeri kemudian muncul dalam berbagai versi dengan tambahan dua lagu
pada dua belas lagu asli. Sebagai contoh, di edisi Amerika terdapat lagu
bonus "Grow Up", dan "My Christmas List", sementara edisi Inggris
terdapat lagu "One By One" dan "American Jesus" (live, lagu oleh Bad
Religion), termasuk bonus dua video klip "I'd Do Anything" dan "I'm Just
a Kid".
Di album ini juga terdapat vokal dari penyanyi dari dua band
pop-punk lain, seperti dalam "I'd Do Anything" terdapat vokal Mark
Hoppus dari Blink-182, dan dalam "You Don't Mean Anything" terdapat
vokal Joel Madden dari Good Charlotte. Pada tahun 2002, tahun saat
Simple Plan merilis album ini, Simple Plan tampil di lebih dari 300
pertunjukan, menduduki posisi puncak chart "Alternative New Artist", dan
tampil pada tur Jepang dimana tiketnya terjual habis. Pada 2003, mereka
tampil sebagai salah satu band utama di Vans Warped Tour. Juga sebuah
penampilam yang terekam dalam sebuah film komedi kritik, Punk Rock
Holocaust, dimana empat dari mereka diceritakan terbunuh. Mereka juga
tampil dalam Warped Tour tahun 2004 dan 2005. Juga di 2003, mereka
menjadi aksi pembuka untuk tur "Try To Shut Me Up" milik Avril Lavigne.
Sebagai tambahan beberapa tur, mereka juga menjadi aksi pembuka untuk
Green Day dan Good Charlotte. Album ini terjual 1 juta copy hingga awal
2003 tetapi album ini telah terjual 4 juta copy di seluruh dunia,
menjadikan album tersukses mereka secara komersial.
Pada Oktober 2004, Simple Plan merilis album kedua mereka yang
berjudul Still Not Getting Any..., yang nantinya diikuti oleh singel
"Welcome to My Life", "Shut Up!", "Untitled (How Could This Happen to
Me?)", dan "Crazy". Seperti disebutkan sebelumnya, ketika menulis materi
album "No Pads, No Helmets…Just Balls", para personil Simple Plan
menginginkan album yang murni pop-punk. Tetapi kali ini, dalam proses
menulis album "Still Not Getting Any…", mereka mengatakan bahwa mereka
tidak ingin membatasi diri mereka pada genre punk, tetapi agaknya
membiarkan diri mereka untuk menulis "musik yang baik".
Berdasarkan bonus DVD dari "Still Not Getting Any…", selama
pembuatan album, para personil Simple Plan sempat memikirkan beberapa
nama unutk album ini, seperti "Get Rich or Die Trying" dan "In The
Zone". Mereka memilih nama "Still Not Getting Any…" (arti: Masih Tidak
Bisa Mendapatkan … satupun) untuk beberapa alasan. Alasan yang paling
terkenal dan kira-kira paling mewakili adalah karena mereka berpikir
bahwa mereka belum mendapatkan penilaian yang bagus, Pierre Bouvier
menambahkan
Hoobastank adalah band alternatif rock asal Amerika yang terbentuk pada 1994. Debut perdana band yang beranggotakan Doub Robb (vokal), Dan Estrin (gitaris), Chris Hesse (drummer) dan Markku Lappalainen (bassit) ini diluncurkan pada 1997 dengan titel MUFFINS. Namun ternyata album tersebut tidak terlalu berhasil. Begitu pula dengan beberapa album selanjutnya, THEY SURE DON'T MAKE BASKETBALL SHORTS LIKE THEY USED TO (1998) dan FORWARD (2000).
Baru pada album ke-4 di bawah label Island Records, album mereka yang berjudul HOOBASTANK mampu diterima di pasaran, bahkan meraih platinum. Meski di album THE TARGET (2002) tidak terlalu berhasil di pasaran hal ini ditebus pada album THE REASON (2003) dengan hit single The Reason, Crawling In The Dark dan Running Way.
Kesuksesan ini kembali berlanjut di album EVERY MAN FOR HIMSELF yang dirilis pada 2006. Bahkan album ini mendapatkan Gold.
Album terakhir Hoobastank adalah FOR(N)EVER yang dirilis pada 2008. Dengan hit single My Turn, album ini berhasil menduduki posisi 7 di Billboard Top Rock Album di minggu pertama peluncurannya.
The
Calling adalah band rock Amerika dari Los Angeles, California, dikenal
terbaik untuk hit single mereka, "Wherever You Will Go." Kelompok ini terbentuk pada tahun 2000 dan telah merilis dua album. Mereka telah pada hiatus sejak tahun 2005. Band ini dibentuk oleh Alex Band (vokal) dan Aaron Kamin (gitar) . Kamin
dan Band awalnya mulai jamming dan menulis lagu sejauh tahun 1996, dan
mulai gigging dengan nama band "Generation Gap" dengan drummer yang dua
kali usia mereka. Pada tahap ini, band ini juga memiliki saksofon, memberikan lagu-lagu suara lebih jazzy Dave Matthews-ish. Akhirnya,
Band dan Kamin membuang yang "Gap" lineup, dan secara singkat beralih
nama menjadi "Next Door", yang dia sendiri mengangguk untuk eksekutif
bisnis musik veteran dan tetangga Band di Camino Palmero, Ron Fair.
Kamin
dan Band mulai fokus pada penulisan lagu yang lebih, dan sebagai tanda
tangan suara bariton Band mulai matang, duo ini mulai meninggalkan kaset
demo lagu baru dan ide-ide untuk Fair di kotak suratnya. Mereka
dengan cepat menemukan suara yang serupa bagi seperti siap untuk
tindakan-radio rock di abad 21 awal sebagai Matchbox Twenty, Third Eye
Blind, Train, dan fastball. Pada tahun 1999, Adil cukup terkesan oleh demo untuk menandatangani mereka ke kontrak rekaman dengan RCA. Mereka berganti nama menjadi "The Calling", yang mencerminkan arti memperbaharui band tujuan. Sementara
kesepakatan RCA adalah dorongan besar, itu juga menciptakan masalah
baru untuk Band dan Kamin: mereka tidak punya band yang solid dan,
dengan demikian, hampir tidak melakukan tur dan membangun sebuah
fanbase. Daripada
menempatkan mereka keluar di jalan dan membangun dukungan regional,
Adil bekerja intens dengan Band dan Kamin selama lebih dari dua tahun
menyempurnakan album debut. Album pertama Calling tercatat pada tahun 1999-2001, sebagian besar dengan musisi studio.
Sebagai
band maju, Sean Woolstenhulme (sebelumnya dengan Lifehouse) (gitar),
Billy Mohler (bass), dan Nate Wood (drum) ditambahkan pada tahun 2001
sebagai musisi ekstra / musisi tur, dan beberapa lagu-lagu yang direkam
ulang. album
pertama The Calling, Camino Palmero, diterbitkan pada bulan Juli 2001
dan dengan cepat menjadi hit karena kekuatan tunggal, "Wherever You Will
Go." Lagu ini menonjol di musim "Metamorfosis" pertama serial televisi Smallville's episode. Hal ini juga muncul dalam film 2000 Coyote Ugly dengan kelompok tampil di latar belakang dalam adegan klub pertama. Dalam sebuah episode dari drama televisi CBS Cold Case, "Frank's Best", lagu ini dimainkan pada akhir episode. Camino Palmero akhirnya terjual lebih dari lima juta kopi di seluruh dunia dan emas bersertifikat di Amerika Serikat.
Duo hip-hop asal Malaysia Too Phat kini tengah vakum. Tak mau
berhenti bermusik, Joe Flizzow pun sibuk bersolo karier dengan membuat
album dan mendirikan label rekaman.
“Too Phat sebenarnya masih ada, tapi memang sedang tidak aktif. Dan
sekarang saya lagi sibuk dengan karya solo saya. Tapi lebih dari itu
saya lebih sibuk membina label saya,” ujar Joe ditemui di KFC Kemang,
Jakarta Selatan, Kamis (1/12/2011) malam.
Album solo Joe diberi tajuk ‘Untukmu’ dengan single perdana yang
berjudul sama. Untuk mengobati kerinduan pecinta musik Too Phat, Joe
berduet dengan rekannya, Malique Ibrahim.
“Satu lagu untuk mengobati rindu fans,” jelasnya.
Pelantun hits ‘Anak Ayam’ itu masih membumbui musiknya dengan nuansa
Melayu. Namun yang mereka lakukan berbeda dengan sebelumnya.
“Unsur Melayu tidak lepas, tapi warna Melayu seperti di lagu ‘Anak
Ayam’ itu sudah tidak ada lagi. Kalau dulu memang saya lebih suka
inspirasi dari musik AS, tapi sekarang lebih suka lagu artis-artis lokal
Malaysia,” tuturnya.
Bryan Guy Adams lahir di Kingston, Ontario, Kanada pada tanggal 5
November 1959. Sebagian besar masa mudanya dihabiskan bersama
orangtuanya yang asli Inggris. Antara usia 14-15 Adams bekerja sebagai
pencuci piring demi mendapatkan uang untuk membeli gitar Fender, dan
berhenti bekerja pekerjaan setelah mengikuti audisi sebagai gitaris.
KARIR Adams adalah seorang penyanyi rock, penulis lagu, gitaris, bassis, produser, dan fotografer dari Kanada. Adams
telah memenangkan puluhan penghargaan dan nominasi, termasuk 20
penghargaan Juno diantara 56 nominasi. Dia juga masuk 15 nominasi Grammy
Award dan memenangkan Best Song yang ditulis khusus untuk Picture
Motion pada tahun 1992. Ia juga memenangkan penghargaan Musik Amerika,
MTV, ASCAP.
Selain itu, ia telah memenangkan dua Ivor Novello Awards untuk komposisi
lagu dan telah dinominasikan untuk beberapa Golden Globe Awards dan
tiga kali penghargaan Academy Awards untuk penulisan lagu film. Adams
dianugerahi Order of Canada dan Orde British Columbia atas
kontribusinya untuk musik populer dan kerja filantropis melalui yayasan
sendiri, yang membantu meningkatkan pendidikan bagi orang di seluruh
dunia.
Adams dilantik sebagai Canada Walk of Fame pada tahun 1998, dan
pada bulan April 2006 ia dilantik dalam Canadian Music Hall of Famedi.
Pada tahun 2008, Bryan menduduki peringkat 38 dalam daftar
All-Time Artists oleh Billboard Hot 100 Charts dalam perayaan ulang
tahun billboard yang ke-50. Pada tanggal 13 Januari 2010, ia menerima
Allan Waters Humanitarian Award karena terlibat dalam banyak konser dan
kampanye amal selama karirnya. Tanggal 1 Mei 2010 ini Bryan dianugerahi Governor General's Performing Arts Award atas kontribusi selama 30 tahun di bidang seni.
DISKOGRAFI
Album studio
BRYAN ADAMS
YOU WANT IT YOU GOT IT
CUTS LIKE A KNIFE
RECKLESS
INTO THE FIRE
WAKING UP THE NEIGHBOURS
18 TIL I DIE
ON A DAY LIKE TODAY
ROOM SERVICE
Bagi
Anda penikmat musik, Anda harus mencoba HP ini. Dijamin bakal puas dan
ketagihan ngedengerin suara musik. Mengapa HP keluaran Sony Ericsson
begitu membuat penasaran banyak orang, ya karena diperagakan dalam
pengujian yang dilakukan oleh para pakar lab ternama TEST factory.
Ruang penyimpanan Dengan
memori internal 8GB, W980i menyimpan hingga 8000 lagu (format eAAC+).
Bila Anda ingin musik baru, langsung saja download dari Web ke telepon
Anda.
Berbagi-pakai musik Berbagi-pakai
trek favorit Anda - salurkan musik melalui speaker stereo. Atau
gunakan transmiter FM built-in untuk mengirim musik ke alat penerima FM
lainnya.
Tunjukkan keasliannya Bass
lebih mantap, kualitas stereo yang sudah disempurnakan - inilah cara
menikmati audio yang bening. Telepon W980 Walkman® menjamin musik Anda
tetap seperti bunyi rekaman aslinya.
Apa hebatnya?
Gema audio yang jernih Dua
teknologi audio Sony - stereo Jernih dan bass Jelas - terpadu dengan
headset premium: W980 menghadirkan kualitas suara istimewa bagi Anda.
Telepon Walkman® Bawa
musik favorit bersama Anda – selalu, kapan saja, di mana saja. W980
Anda bukan ponsel biasa. Telepon ini juga perangkat musik portabel.
Shake control Cara
mudah mengganti lagu Anda: goyangkan saja telepon Anda. Saat Shake
control diaktifkan, tekan terus tombol Walkman® lalu gerakkan
pergelangan Anda. Anda bisa tahu lewat getaran kalau trek diubah - lagu
baru dari daftar main yang sekarang dipilih secara acak dan otomatis
dimainkan.
Panggilan Video Pada
telepon 3G, Anda bisa lihat siapa yang bicara. Sewaktu panggilan
video, terlihat aliran video langsung dari lawan bicara dan dia bisa
lihat Anda.
Kamera terpadu Kamera
digital built-in dengan layar jendela bidik, menu khusus dan interaksi
langsung berikut fitur olah-gambar dan olah-pesan dalam telepon.
Web di mana saja Sungguh, melalui internet ponsel Anda bisa browsing Web dan mengelola email secara efektif dari telepon, di manapun Anda berada.
X-Pict Story Menghasilkan tayangan slide yang mengesankan - lengkap dengan suara dan transisi - di telepon Anda.
Menghitung langkah Anda - Walk Mate Telepon
Anda dilengkapi dengan pre-loaded berikut penghitung langkah. Aplikasi
Walk Mate yang mudah digunakan tetap aktif sepanjang hari. Melacak
jumlah langkah Anda dan sisa langkah yang masih harus dilakukan untuk
mencapai sasaran kesehatan rata-rata harian Anda. Simpan telepon di saku
dan Anda siap berangkat!
Modus penerbangan Menonaktifkan
transmitter dan receiver radio agar beberapa fungsinya dapat digunakan
di sejumlah tempat, seperti di pesawat terbang dan rumah sakit.
TrackID™ - pengenalan musik Bunyi
apa itu? Rekam musik beberapa detik dan TrackID™ (diberdayakan oleh
Gracenote Mobile MusicID) akan mengirimkan nama, artis dan album ke
telepon Anda dalam hitungan detik.
HSDPA – kecepatan download sesungguhnya Nikmati
Internet mobile dengan kecepatan mendekati broadband di telepon Anda.
Download file ukuran besar dan lampiran email dengan sekali tekan.
Menampilkan website dan feed berita ke layar telepon Anda dalam hitungan
detik. HSDPA menghadirkan 3G selangkah lebih maju.
Mengabadikan aksi Klip video ideal untuk mengabadikan kejadian yang tidak terduga, saat Anda bepergian, menikmati kehidupan.
Blog kehidupan Anda Cara
mudah berbagi kehidupan melalui gambar. Ambil atau pilih foto,
tambahkan beberapa tulisan dan terbitkan agar bisa dinimati teman dan
keluarga.
Link yang Anda suka Kabel
sudah kuno - kini zamannya nirkabel. Hubungkan perangkat lain dengan
Bluetooth™ untuk menyinkron, berbagi dan mengirimkan files.
Kelebihan:
Kualitas musik yang jernih dan nyaring , ciri khas walkman sony
Suara speaker phone yang cukup baik
Memory internal yang besar (8 GB)
Bagian depan clamshell terdapat fitur touch sensitive keypad dalam mengatur fungsi musik
Kekurangan:
Dengan harga yang cukup mahal, dan kualitas handphone tingkat hi-end, tetapi hanya memiliki layar yang kecil.
Citra Scholastika baru saja merampungkan syuting video klip untuk singel terbarunya "Pasti Bisa" di kota asalnya, Jogjakarta.
Video
clip "Pasti Bisa" digarap selama 3 hari (tanggal 17, 18, dan 19
Februari 2012) oleh sutradara Benedict Agung dari Hits Record dengan
konsep travelling. Pengambilan gambar sudah dimulai dari atas kereta api
yang membawa Citra dan tim menuju Jogjakarta. Lalu berlanjut ke
berbagai lokasi indah di Jogjakarta, mulai dari Taman Sari, Jalan
Malioboro, Stasiun Tugu, Pasar Ngasem sampai daerah kaki Gunung Merapi
yang begitu asri.
Sisi humanis dan kultural
yang indah dari kota Jogjakarta merupakan angle yang yang dipilih
Benedict Agung dalam mem-visualisasikan single "Pasti Bisa" ini. “Jogja
adalah kota yang unik, enggak cuman lokasi yang indah tapi juga
masyarakat dan budayanya yang punya daya tarik, dan kita ingin
mengambarkan betapa nyamannya Citra selama berada di Jogja, kira kira
gambaran seperti ini yang ingin kita tampilkan pada video clip kedua
Citra ini” ungkap Agung.
Dalam video klip ini
hadir pula sosok Joe Sandy. Magician yang juga beken lewat ajang
pencarian bakat di TV itu melakukan beberapa trik dalam aksi street
magiciannya. Mulai dari permainan kartu, mengejutkan Citra dengan
sekuntum mawar dan beberapa trik seru lainnya.
Joe
Sandy juga begitu excited terlibat pada video klip "Pasti Bisa". “Dari
pertama denger lagunya saya sudah suka dengan pesan optimis yang
disampaikan , saya pikir cocok juga dengan beberapa trik yang bisa saya
lakukan dalam video clip ini, ibaratnya, Citra menyampaikan pesan
optimis melalui lagu, dan saya menyampaikan pesan optimis melalui trik
sulap” tutur Joe Sandy.
"Pasti Bisa" adalah
lagu pop jazz bernuansa menyenangkan yang berisi ajakan untuk selalu
optimis dalam berbagai halangan. Apakah lagu ini bisa mengikuti sukses
singel pertama Citra, Everybody Knew ? Kita tunggu saja.
LADY
GAGA dipastikan akan menggelar konser di Indonesia. Konser bertajuk
"The Born This Way Ball" tersebut akan dilangsungkan pada tanggal 3 Juni
2012 mendatang di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Dalam
rilis yang tertera di website promotor konser, Big Daddy, dikabarkan
bahwa pelantun tembang "Paparazzi" tersebut akan membawakan lagu-lagu
dari album terakhirnya, "Born This Way" dan juga lagu-lagu dari album
"The Fame" dan "The Fame Monster".
Selain di Jakarta, konser juga dijadwalkan berlangsung di Seoul, Hongkong, Tokyo, Auckland, dan sejumlah kota di Australia.
Tiket
akan mulai dijual di Jakarta pada tanggal 10 Maret di FX Lifestyle
X`Center Sudirman dan online tiket di www.myticket.co.id. Berikut daftar
harganya :
Kategori
Area
Harga
Monster Pit (Festival)
Monster Pit
Rp. 2,250,000
Festival
Soccer Field
Rp. 750,000
Tribune 1
Orange & Green
Rp. 750,000
Tribune 2
Purple
Rp. 465,000
Tribune 3 (Ladys Only)
Yellow East VIP
Rp. 1,250,000
Reserved Tribune
Yellow & Blue West VIP
Rp. 1,250,000
Informasi lengkapnya bisa didapat di situs resmi Big Daddy
Grup musik Slank melakukan "Perjalanan Religi" bersama Ki Ageng Ganjur
ke Pondok Pesantren As Shidiqi Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur,
Minggu.
Menurut vokalis Slank, Kaka, rangkaian perjalanan religi
ke Malang merupakan yang kedua setelah menggelar perjalanan yang sama
di Pondok Pesantren Darullughah Walkaromah, Sidomukti, Kraksaan,
Kabupaten Probolinggo.
"Ini merupakan perjalanan religi kedua
dari total 25 perjalanan Slank di berbagai daerah di Indonesia. Dan
untuk hari ini, kami juga menggelar konser `Perjalanan Religi` di
Lapangan Cengger Ayam, Kota Malang," katanya.
Kaka menjelaskan
perjalanan itu bertujuan mempersatukan kembali nilai dasar seni dan
budaya Indonesia yang banyak menyimpang dan mengarah kepada kekerasan.
Ia berharap melalui konser perjalanan religi, nilai seni dan budaya
bangsa kembali pada jalan yang benar tanpa adanya kekerasan.
"Melalui musik kita bisa memengaruhi orang dan terpengaruh. Untuk itu,
saya berharap melalui musik, kita semua mendapatkan ilmu dan kembali
pada nilai dasar seni dan budaya Indonesia tanpa kekerasan," katanya.
Salah satu budayawan yang mendampingi Slank dalam perjalanan itu,
Sastro Al Ngatawi mengutarakan bahwa mengarahkan budaya bangsa bisa
melalui berbagai cara, salah satunya melalui seni atau musik.
Pada saat ini, lanjut dia, budaya bangsa sudah banyak beralih dan
mengarah pada kekerasan sehingga perlu kembali diarahkan.
Dengan
melakukan perjalanan religi ke sejumlah pondok pesantren di Indonesia,
Sastro berharap nilai budaya bangsa bisa kembali ke jalan yang benar.
Sebab, nilai dasar pondok pesantren di Indonesia adalah tidak mempunyai
sikap ekstrim dan selalu seimbang antara dunia dan akhiratnya, serta
mampu bersikap toleransi terhadap perbedaan yang ada.
Dalam
kedatanganya di Pondok Pesantren As Shidiqi Lawang, para personel Slank
yang terdiri atas Kaka, Bim-Bim, Ivan, Abdee, dan Ridho, disambut dengan
hadrah oleh para santri dan melakukan salat Zuhur berjamaah dengan para
sesepuh pondok setempat.
Penyanyi
legendaris Chrisye telah berpulang lima tahun yang lalu, namun
penggemarnya bukannya semakin berkurang karena kepergiannya, tetapi
malah bertambah, salah satu penggemar barunya adalah seorang musisi
asal Belanda, Peter Fennema.
"Saya menggemari lagu-lagu
Chrisye setelah beliau tiada, meski saya belum pernah bertemu dia, tapi
saya adalah penggemar berat karya-karyanya," kata Peter pada
peluncuran buku kenangan Chrisye di Jakarta, Rabu.
Peter
yang mulai merekam lagu-lagu "cover" penyanyi top Indonesia termasuk
Chrisye pada tahun 2006 tersebut mengatakan dia memiliki semua album
Chrisye.
"Saya punya koleksi lengkap album-album Chrisye,
saya bahkan membuat beberapa lagu cover dan mengunggahnya di situs
internet seperti youtube dan situs pribadi saya," kata Peter yang
menyenangi budaya Indonesia tersebut.
Bagi Peter, lagu-lagu Sang Maestro tersebut selalu berhasil menyentuh hatinya dan membangkitkan emosi.
"Mendengarkan musik-musik Chrisye tak perlu diproses melalui
logika, itu langsung mengena di hati, saya sering menitikkan air mata
saat mendengar lagu-lagu dia, dan saya tidak tahu kenapa, saya selalu
emosional mendengarnya," kata dia.
Lebih lanjut Peter
mengatakan dia sangat bahagia karena dia akan menghadiri konser
kenangan Chrisye 2012 "Kidung Abadi"di Jakarta pada 5 April mendatang.
"Saya tidak akan ikut perform, tapi saya senang berada di sana," katanya tersenyum.
Berhasil
mencapai penjualan album dengan sertifikasi 20x Platinum di masa
sekarang bukanlah perkara mudah. Apalagi bila membahas hal tersebut di
pasar penjualan album di Indonesia. Namun hal tersebut tidak berlaku
bagi seorang Maher Zain.
Album perdananya
"Thank You Allah" yang melejitkan single “Insha Allah” di Indonesia
berhasil mencapai prestasi tersebut. Serta menjadi album internasional
terlaris sepanjang tahun 2011. Ditambah lagi konser di tiga kota
(Bandung, Surabaya, dan Jakarta) di tahun yang sama sukses didatangi
oleh ribuan orang.
Seolah tidak ingin
kehilangan momentum, musisi kelahiran 16 Maret 1981 asal Swedia ini
merilis album terbarunya. Launching album bertajuk Forgive Me diadakan
pada Senin, 2 April 2012, di Palada Grand Indonesia Mall.
Dalam
kesempatan tersebut, diawali dengan pemutaran perdana klip dari single
“Number One For Me” yang dibuat di London. Single ini bercerita tentang
hubungan seorang anak dengan ibunya. “Klip ini sedikit bercerita tentang
diri saya yang nakal ketika kecil,” aku Maher tersipu.
Di
album kedua ini, memuat 14 lagu. Dua lagu dinyanyikan berbahasa
Indonesia oleh musisi dalam naungan Awakening Records dan dirilis oleh
Sony Music Indonesia. Lagu tersebut adalah “Ku MilikMu” dan “Tuntunku
KepadaMu”. Sebuah lagu berjudul “My Little Girl” sangat istimewa. Ini
dikarenakan Maher menyertakan suara anaknya, Aya Zain, dalam lagu
tersebut. Ketika itu sang buah hati masih berusia sekitar 4 bulan. “Saya
menunggu selama setengah jam agar anak saya bersuara,” terangnya sambil
tertawa.
Maher Zain sangat membanggakan album
keduanya ini. Dia bahkan menyatakan album "Forgive Me" lebih bagus
daripada Thank You Allah.Dia berharap Mas Bro dan Mbak Sis (penggemar
Maher Zain) menerima dan menyukai album ini.
Ketika
ditanya kenapa memutuskan untuk merilis album tersebut pertama kali di
Indonesia, sebuah “rahasia” terkuak. Ternyata selama beberapa bulan
belakangan ini, Maher tengah tinggal di Indonesia. Hal itu berkaitan
dengan turut sertanya dalam sebuah drama religi “Insya Allah, Ada Jalan”
yang akan ditayangkan selama bulan ramadhan nanti di sebuah stasiun
televisi swasta.
Menjadi
musisi tribute band popular dan jago dikandang sudah merasa hebat dan
menepuk dada dengan pongah? Boleh-boleh saja jika memilih jalan
tersebut dan tidak membuat karya sendiri. Apalagi bila pilihan tersebut
dijalani dengan serius bukan hanya untuk sekedar ingin tampil dan
dikenal di kandang saja. Bukan tidak mungkin kesempatan untuk menjadi
terkenal lebih luas akan terbuka lebar bila waktunya tiba.
Lihatlah
yang dijalankan oleh Kirsten Rosenberg a.k.a Bruce Chickinson (vokal),
Nita Strauss a.k.a Mega Murray (gitar), Courtney Cox a.k.a Adriana
Smith (gitar), Wanda Ortiz a.k.a Steph Harris (bass) dan Linda McDonald
a.k.a Nikki McBurrain (drum). Mereka bergabung dalam The Iron Maidens
(TIM) sebuah band tribute yang khusus membawakan lagu-lagu Iron
Maiden. Bahkan diakui sebagai world's only female tribute to Iron
Maiden. TIM tidak hanya terkenal di Amerika, namun telah melanglang
buana ke berbagai belahan dunia menggelar konser. Bahkan sudah
menghasilkan tiga album, World's Only Female Tribute to Iron Maiden
(2005), Route 666 (2007), dan The Root of All Evil (2008). Sebuah DVD
konser bertajuk Metal Gathering Tour Live in Japan 2010 (2010) pun
telah dirilis. Sebagai tanda resmi TIM sebagai tribute, mereka sudah
pernah disaksikan dan bertemu langsung dengan personel asli Iron
Maiden.
Tak heran bila kemudian Blackrock Entertainment pun
berkesempatan membawa TIM untuk unjuk kebolehan di Jakarta. Bertempat
di Rolling Stone Live Venue Jakarta, ratusan penggemar Iron Maiden
tumpah ruah menyaksikan aksi TIM. Konser pada Kamis, 5 April 2012,
malam, bertepatan dengan 3 tahun berdirinya komunitas "penyembah" Iron
Maiden, Indonesian Troopers.
Lima lelaki yang tergabung dalam
Oracle tampil sebelum tiba giliran TIM. Membuka dan menutup dengan lagu
milik Metallica, serta diselipi dengan lagu-lagu karya Oracle
sendiri. Semburan trash metal mengawali konser yang sekaligus gathering
Indonesian Troopers. Dengan diiringi hujan rintik-rintik yang tidak
berlangsung lama, satu per satu personel TIM mulai naik ke panggung.
Duo
gitaris, Nita dan Courtney, berhasil menarik perhatian penonton lelaki
dengan tampilan seksi. Tapi tentu saja mereka datang jauh-jauh dari
Amerika untuk pamer keseksian. TIM unjuk kebolehan melibas lagu-lagu
Iron Maiden. Skill mumpuni ditambah dengan penampilan yang sedap
dipandang mata menjadikan musik metal belum pernah seseksi ini.
Layaknya
Bruce Dickinson, Kirsten kerap menyapa penonton dengan kalimat
khas,"scream for me, Jakarta". Tentu saja disambut dengan teriakan
meriah ratusan penonton serta devil horns yang diacungkan ke udara.
Ketika menyanyikan lagu "The Trooper", Kirsten mengenakan seragam
tentara berwarna merah dan mengibarkan bendera Union Jack. Merah putih
pun sempat turut dikibarkan bersama dengan bendera Inggris tersebut.
Sebuah pendekatan yang berhasil menimbulkan reaksi positif penonton.
Bila
Iron Maiden mempunyai Eddie the Head sebagai maskot, TIM pun tak mau
ketinggalan. Sesosok monster dengan nama Edwina the Head pun sempat
muncul di panggung. Edwina "mengganggu" TIM yang tengah asyik bermusik
dan pergi setelah "dihujani" rentetan nada dari sayatan gitar Nita.
Sosok monster lain dan reaper alias malaikat pencabut nyawa pun menjadi
gimmick konser ini.
Setelah "Run To The Hill" dibawakan, TIM
pun berdiri di bibir panggung dan memberikan hormat kepada penonton.
Konser usai tanpa encore. Meninggalkan ketidakpuasan karena lagu "Fear
of the Dark" tidak dibawakan. Sepertinya untuk membalas ketidakpuasan
tersebut, TIM meluangkan waktu untuk memberikan tanda tangan kepada
penonton di booth merchandise.
Lima kelompok musik rock internasional akan meramaikan panggung festival musik Rock In Celebes
atau RIC tahun ini. Promotor RIC dari Chambers Entertainment
Hardinansyah di Makassar, Kamis, mengatakan band internasional yang
akan tampil dalam festival musik itu antara lain Secondhand Serenade,
Suffocation dan Psycroptic. Secondhand Serenade, band rock
akustik Amerika pimpinan vokalis dan gitaris John Vesely, telah merilis
sejumlah album seperti "Awake" tahun 2007, "A Twist on My Story" pada
2008 dan "Hear Me Now" pada tahun 2010.
Sementara band death metal
Australia Psycroptic yang beranggotakan Dave haley pada drum, Joe
Haley pada gitar, Cameron Grant pada bass gitar, dan vokalis utama
Jason Peppiatt, antara lain merilis album "The Isle of Disenchantment",
"The Scepter of the Ancients" dan "Symbol of Failure."
Band death metalAmerica,
Suffocation, yang terdiri atas Frank Mulen sebagai vokalis, gitaris
Terrance Hobbs dan Guy Marchais, penabuh drum Mike Smith dan basis Derek
Boyer juga sudah mengeluarkan beberapa album setelah album debut
mereka "Effigy of the Forgotten."
Selain band-band rock
internasional, festival rock Sulawesi juga akan menampilkan lima grup
musik kenamaan tanah air seperti Andra and The Backbone, The SIGIT dan
SID.
Sekitar 15 grup musik di Pulau Sulawesi juga akan ikut
ambil bagian dalam festival musik yang akan digelar pada Minggu,
tangal 29 April 2012, mulai pukul 14.00-00.00 WITA di Trans Studio Park
Makassar itu.
Penyelenggara menyiapkan tiga panggung bagi
band-band yang mewakili berbagai aliran musik rock pada festival musik
yang ditargetkan bisa menarik 10.000 pengunjung itu.
Pada
penjualan awal sampai 23 April 2012 harga satu tiket masuk festival
dipatok senilai Rp125 ribu dan selanjutnya dijual Rp150 ribu.
Komponis, konduktor dan penata musik Erwin Gutawa menghadirkan kembali almarhum
Chrismansyah Rahadi atau Chrisye dalam konser bertajuk Konser Chrisye
2012 "Kidung Abadi" di Plenary Hall, Jakarta Convention Centre (JCC),
Kamis malam (5/4).
Erwin membuat penyanyi dan penulis lagu yang
terlahir dengan nama Christian Rahadi itu melantunkan lagu karyanya
yang berjudul "Kidung Abadi" dengan menjahit 246 suku kata dari ratusan
lagu dari master suara asli Chrisye.
Dia meminta bantuan putrinya Aluna Sagita Gutawa atau Gita Gutawa yang juga seorang penyanyi untuk membuat liriknya.
"Saya bilang padanya kalau temanya Chrisye yang sudah tidak ada tetapi tetap abadi," kata Erwin saat jumpa pers usai konser.
Setelah
lirik tercipta, sepuluh ahli teknik membantu Erwin untuk memilah,
mengedit dna menyatukan potongan-potongan suara Chrisye menjadi sebuah
lagu. Proses tersebut berlangsung sekitar tiga bulan.
Klip lagu "Kidung Abadi" sendiri dikerjakan dengan teknik digital imaging dengan potongan-potongan penampilan Chrisye saat menyanyi dan bermusik semasa hidup.
Sebelum
menyuguhkan lagu "Kidung Abadi" kepada ribuan penonton konser, Erwin
mengatakan bahwa dia sangat menyesal tidak pernah menciptakan lagu untuk
Chrisye semasa masih hidup sementara banyak orang-orang yang
berbondong-bondong ingin menciptakan lagu untuk Chrisye. Padahal ia
begitu dekat dengan Chrisye.
"Untuk menebus penyesalan, saya
menciptakan lagu 'Kidung Abadi'," kata pemusik yang sering memproduseri
dan menata musik pada konser-konser penyanyi kenamaan Indonesia
seperti Harvey Malayholo, Ruth Sahanaya, Chrisye dan Kris Dayanti itu.
Pada
penghujung konser, Chrisye tampilkan lagi di layar lebar dalam video
hitam putih, menyanyikan lagu "Kidung Abadi" dengan Jay Subiakto selaku
Creative Director. "Saya harus
mendengarkan lagu ciptaan Erwin itu berkali-kali agar komat-kamit dari
gambar Chrisye pas dengan lagu," kata Jay yang sudah membuat sekitar
delapan video klip dari lagu Chrisye.
This guest post is by Alexander Heyne of Milk the pigeon.
You do a series of incredibly useful posts that get a great response,
or you get some massive traffic spikes from guest posting, Stumbleupon,
Youtube, or your content randomly going viral.
Your content teaches people something useful, it’s immediately applicable, and you get tons of comments and feedback, so you know it hit the spot…
Yet no one comes back.
Your next post goes into the black hole of the Internet, with little to no response. What gives?
There are three main reasons why people don’t come back to your site
after they initially find their way to it, whether that’s via a guest
post, Google, or social media:
1. Your readers are confused
Your blog lacks an underlying, coherent theme that is obvious to readers.
For example, you run a series of posts on exercises to fix back
pain. It’s educational, useful, and best of all, it works. There’s a
ton of quality information in the series, and it gets rave reviews.
But on your site, you also publish information on how to improve your
golf swing, diet products and recommendations, weight lifting guides,
and an online class on biofeedback.
What happens when a new person comes to your site? They arrive from a
search engine or are referred from some other site, they read the piece
of content they came for, and they look around and go “Uh, what is this place?” They don’t really understand what’s going on. Is this site about health? Is it about diet and fitness? Is it about alternative health?
They don’t really know why’d they’d come back, so they just go ahead
and Google the next thing they’re searching for instead. Instead of
digging around your site further, they go right back to Google.
Having a blog that contains random content, or posts without a
coherent idea or reason behind them, may be useful content-wise but it
won’t be a motivating reason to subscribe, since people can’t really
tell what they’ll get in their inbox.
If your blog’s theme includes a variety of subjects and topics, you
can unite them under one idea. Aside from knowing what to expect,
readers will return because they know what problem your website solves. The fix?
Re-evaluate your unique selling proposition.
Then make sure when you write a post, it relates somehow to your
underlying theme, and that it obviously supports what your site is about
as a whole.
2. Your story isn’t present or strong enough
I want you to think back to folk heroes of the old days: people who
fought for a cause and whose names we still remember. Remember any? I’m
thinking of Robin Hood, William Wallace, Joan of Ark, Davy Crockett, Che
Guevara. Does anyone know the specifics of their lives? Not sure about
you, but I don’t. All I remember is their message.
That’s what you want your audience to leave with once they’ve read your content: a feeling.
Even though your content may be good, and it may be useful, if people
aren’t coming back, it may be because they just don’t feel anything
when they visit your site. There’s likely no background story, no
excitement, no purpose beyond just the usefulness of the information.
An example? You write about location independence. That’s great—you
teach people how to build a business via the Internet or other means
that doesn’t require them to be in one place. You may have readers, but
perhaps they’re not people who really feel what you write about—people
who really know what it feels like to hate their job day after day, who
hate showing up to the cubicle environment, and who crave the autonomy
of location-independent work.
If, on the other hand, you communicate your background story—former
cubicle dweller that hated her life, and became a living-on-beaches
business owner—suddenly, your content resonates with readers.
If you can communicate that position in every post you write, your
readers will think, “Man, I really need to get out of here because it’s
sucking the life out of me! My life feels pointless and is seriously
lacking the adventure I want!” every time they go to your site. This
way, you become like a folk hero, as people remember what they feel—the
“why” behind your story—and stick around to hear more.
This is where the power of branding comes in, because a brand is an experience.
Your blog can be a brand too. If you establish your “why” and your
story strongly enough, people will get the same feeling every time they
come. The fix?
Figure out the background story behind your blog. People relate to
stories not only because they’re personable, but because there’s emotion
behind the story that connects us as people. A story or brand is an experience—it makes people feel a certain way and is incredibly powerful for unifying your audience.
3. Your personality doesn’t come through.
Business is all about differentiating yourself, right? There’s so
much competition (and millions of blogs)! You need to find a way to
stand out.
Some people fail to realize that you can be your unique selling proposition. You are the spice in the recipe.
When I first started blogging, my writing was way too formal. It was
just bland—there was no sense of conversation to it. As soon as I cut
loose and starting writing like I talk in daily life, people started
emailing me to say they love the way I write, and how my personality
comes through.
Be personal—it’s a unique selling proposition in and of itself.
There’s another big reason you should let your personality shine,
though. When people read 500 blogs about “how to blog” or “how to start
an online business” how do they choose which one to read? They’ll often
choose the one with character.
The person who can make them laugh while talking about blogging, the
person who can make sewing sound sexy, or the person who is so neurotic
about working out that they get you inspired to hit the gym. The fix?
Cut loose and let your personality show. Sometimes that’s all it takes to differentiate yourself, and have people flooding back to your site.
The secret ingredient
At the end of the day, establishing a repeat readership comes down to one simple thing: “hits” on your blog are people.
The second you acknowledge that people—not eyeballs—come to your
site, and you adjust your strategy accordingly, engagement will steadily
build and people will come back. Because beyond what you are giving
people, the most important thing is how you make them feel—it trumps logic every time and will have them coming back for more.
This guest series is by Greg McFarlane of Control Your Cash.
How do you get readers to part with their money, especially when said money is scarce?
As the worldwide recession enters its umpteenth year, it’s difficult
for most merchants of any kind to make a sale. It’s particularly so if
you’re a blogger who wants to advance from engaging readers about your
subject of interest to getting those readers to buy something. In an
average-to-booming economy, it’s easy to get people to part with their
discretionary income, and not that much of a deal if they don’t.
But when belts are tightening across the globe, how do you get readers to buy from you?
This post is the first in a series. Every Friday for the next six
weeks, we’ll systematically prescribe a foolproof way for you to create
worthwhile, lasting products that your readers can actually use—and that
they’ll pay for the privilege of owning.
If you’re blogging regularly, and are the kind of blogger who reads
ProBlogger, it’s safe to assume that you’re at least amenable to the
idea of a digital storefront. Yes, maybe you consider your blog to be
strictly a labor of love: something that serves solely to convey your
thoughts about woodworking, or Pacific Island languages, for the sheer
satisfaction of sharing such with your readers. If that describes you,
great.
Yet if you could monetize your blog—sell a product or service of your
own creation—you’d at least think about whether any profit you’d make
would be worth the effort, right?
We all want a bigger audience. Even J.K. Rowling and Stephenie Meyer
would gladly accept more readers. But how can we turn regular readers
into paying customers? Having half a million unique visitors means a lot
more if even 1% stop to buy what you’re selling. Of course, that
implies you’re selling something in the first place.
But what should you sell? Where do we begin?
You need an idea
It all starts with an idea. Really, it does. That’s not just an empty axiom.
(Apologies in advance. The next couple of paragraphs might read like
an end-of-chapter exercise from a self-help book. That’s not the
intention. Take them literally and don’t read between the lines.)
Answer the following questions, one series at a time. Explanations to follow:
1. What do I have to offer?
How am I different?
What makes me unique?
What can I offer to readers/customers that’d be hard for someone else to duplicate or automate?
Obviously you can only answer these questions for yourself, but I’ll walk you through it with my own set of answers.
My blog, Control Your Cash,
is one of a few dozen personal finance advice blogs in existence. But
“personal finance” is a wide umbrella. Most of my competitors can be
placed into one of several subcategories. Some blogs focus on listing
inventive ways to save money; others talk about personal finance
exclusively from a Christian perspective; still others do nothing but
spend every post comparing different credit cards.
Then there’s mine, which is probably most distinguished by a tone
that readers have described as everything from “uncompromising” to
“snarky”. Also, Control Your Cash explains complex and arcane personal
finance topics in something of a readable and not altogether unfunny
style, a skill that took a few years to develop.
That isn’t bragging. That’s determining what makes my site different, and what makes its author’s offerings of potential interest to a customer.
Understanding difference
My blog’s central feature is its thrice-weekly posts, there for the
reading and delivered free to whomever subscribes to the site’s RSS
feed. I also sell a full-length book on the fundamentals of personal
finance for people who know that they know nothing about money, and a
series of inexpensive ebooks, each of which deals with a particular
topic. (How to read financial statements, how to buy a house, etc.)
The wonderful thing about taking the steps to create products is that
few of my competitors, and presumably few of yours, are going to
bother. The discipline required to write something 6000 words long, let
alone 75,000 words long, intimidates most bloggers. The majority would
rather just throw a bunch of unconnected thoughts on the page, run
spellcheck (or not), then publish.
One of the elite bloggers in my field of interest is Mike Piper of Oblivious Investor.
Even though we both write about personal finance, I hesitate to call
him a “rival” because there’s little overlap in what we do. Mike’s
tagline describes his site succinctly: “simple, low-maintenance
investing.” To that end, he’s written a series of books—one on income
taxes, one on accounting basics, and so on. As a certified public
accountant, but one who can write captivatingly and with minimal jargon,
Mike knew he could own that niche with little fear of serious
competition.
You answered the questions, right? The ones at the start of the section?
If it took you more than a few seconds to answer them, stop. If you
can’t effortlessly determine what makes your blog and your perspective
unique, you can’t very well expect your readers to do it. Remember that
they aren’t in the market for a faceless product that had dozens if not
hundreds of hands in its creation, like a car or a jacket.
For better or worse, they’re buying you and whatever it is you’re identified with.
Accepting an ugly truth
If you answered the questions and came away with the conclusion that
your blog just isn’t that distinctive, save yourself hours of
frustration now by acknowledging that. It’ll be far better than creating
a suite of products that hardly anyone will buy.
There’s no shame in coming to this realization at the outset. If
anything, it gives you a chance to start afresh and establish your point
of differentiation before you embark on anything else.
You don’t necessarily need a dedicated following to sell
products—many of the people who buy my ebooks do so on their first visit
to my site. (Which makes sense. What would compel an 89-time visitor to
finally break down and buy something on his 90th visit?)
Now that you’ve determined what makes you different, consider your audience.
2. How can I build a following?
The speed with which people blog and get feedback makes it easy to
confuse traditional roles in commerce. Just because someone leaves an
insightful comment on your site doesn’t make him your confidant.
Keep it professional. Many bloggers forget that their customers,
their advisors, their test marketers, and their collaborators should not
all be the same people.
All too often, I’ll see bloggers make this dangerous transition when
conversing with their readers. Don’t be afraid to solicit feedback, but
on the other hand, don’t cede the responsibility of initiative by asking
your readers, “So, what would you like to see?” That’s the equivalent
of the chef coming out of the kitchen, wooden spoon in hand, going up to
the couple awaiting dinner and saying, “Here, taste this. Tell me what
you think.”
The above “strategy”, or non-strategy, is pervasive among bloggers,
yet bears little fruit. Name a successful company—any company. Nike, for
instance. Their research and development is a little more sophisticated
than asking potential customers, “Would you like to see a running shoe
with a waffle sole?” Or “How about workout gear that wicks away
moisture?”
Sell yourself
If you’re going to sell via your site, you have to be bold. It starts with you,
not your customers. Say “I’ve got a sales method that will
revolutionize the industry. Here it is in four easy lessons.” Or “Sick
of not knowing how to work on your car? Stop putting yourself at the
mercy of repair shops. Download my series of instructional videos
instead.”
Personalize it. Add value. Sell yourself. Take the examples
from the preceding paragraph. Theoretically anyone could offer them.
What makes your methods different? Is it your style and demeanor? Have
you done research that no one else has done before? Are you creating a
service or product that people don’t even know that they require, but
won’t be able to live without once you’re done with them?
Ultimately, you want to understand what your readers want and need.
But how urgently do they need it? When money is hard to come by, will
they pay to have their pain assuaged? (People are much more interested
in reducing pain than in embracing pleasure.) How can you improve their
lives, and/or make their businesses more profitable?
Know your audience, and get inside their heads—specifically, the
product-buying part of their heads. Read the comments they leave. Gauge
their interest in and commitment to your blog. Only then can you create
and sell content that resonates with and delights your readers, while
staying true to your unique voice.
Key points
It all starts with you. Work out what’s unique about you and your blog.
Don’t be afraid to start again if your point of difference isn’t easy to define.
To build a paying clientele, offer something to your readers to gauge their interest.
Build yourself—your unique point of difference—into what you offer.
Use these offerings, and your blog as a whole, to get inside your
readers heads, and understand how you can uniquely meet their needs.
Next time out, we’ll discuss how to research your competitors, and
how to stand out from among them when readers are counting every penny.
But later today, Darren will be sharing his secrets for securing reader
feedback that can help you develop your next product. Don’t miss it! Greg McFarlane is an advertising copywriter who lives in Las Vegas. He recently wrote Control Your Cash: Making Money Make Sense, a financial primer for people in their 20s and 30s who know nothing about money. You can buy the bookhere(physical) orhere(Kindle) and reach Greg at greg@ControlYourCash.com.
In our first article from the series Build Blog Products that Sell, Greg McFarlane makes an interesting point.
“Don’t be afraid to solicit feedback,” he says, “but on the other
hand, don’t cede the responsibility of initiative by asking your
readers, ‘So, what would you like to see?’”
I wanted to touch on this in a little more detail, because I know
that for those just starting out on their first foray into building blog
products, and possibly doing reader research, the distinction can be
unclear.
How Copyblogger did it
A great example of someone who relied very heavily on his audience
for direction in product development was Brian Clark of Copyblogger.
When we interviewed Brian for our Blog Wise
ebook, he explained that he’d started the blog with no clear idea of
how he’d monetize it. But all along, he knew that if he grew a strong
readership, they would tell him what they wanted.
Did he ask them outright, “what do you want?” No. In our interview,
Brian explains that through engaging with his readership over time, he
got to know them, and what they were struggling with.
“As time went, on I realised that what I needed as a
publisher and a marketer online, was what they needed,” Brian told us.
So he had those products developed, and built Copyblogger Media into the
successful business it is today.
Soliciting feedback
In this way, the idea of “soliciting” feedback can be a more subtle one than many first-time product developers expect.
Of course, many bloggers, having talked with their audiences and
struggled with the same challenges, will come up with a product idea
that they then float with the readership by asking directly for
feedback. I’ve done this with my readers on Twitter, Google Plus, and
Facebook, and it’s always interesting and valuable.
But the point here is that you need a clear idea of what benefit or
solution you’re “pitching” to your audience before you approach them.
This is very important if you want the feedback to be at all
representative of readers’ actual feelings or intentions with regards to
your idea. We all know how easy it is to say, “Yes! I’d buy that” and
then feel uninspired when we see the finished product itself.
That’s why asking for direct feedback has limited value to most
bloggers. The more time you can spend, as Brian did, getting to know
your readers, walking around in their shoes, fighting their fights and
finding good solutions, the more closely you’ll understand the
challenges they may not even realize that they face.
Once you have that deep understanding, you can devise a unique,
valuable product solution that’s difficult to replicate—which is exactly
what Brian’s done with his copywriting and blogging products.
Do you want to make money blogging? If you do –
you’re not alone. More and more bloggers are finding that blogging is a
profitable medium. Whether it be to earn a few extra dollars a week to
feed their coffee habit, or making enough money to stop them having to
get a part time job to get through college, or whether they’ve got it to
a point where they are able to make a full time living from their
blogging – there are tens of thousands of bloggers who make money
blogging.
How to Make Money Blogging
In this page I want to share some information for beginners on how to
make money blogging. For a very quick and broad visual intro – check
out this Make Money Blogging MindMap which visualizes just SOME of the ways bloggers make money blogging.
First – let me start by sharing my own top Money Making Methods
(updated regularly) but below that point you to some great resources and
teaching on how to increase your income from blogging.
What
follows is a quick summary of my main income streams from blogging.
Before you read it though – keep in mind that every blog is unique in
how it can make money. Some of the following income streams will work on
some blogs a lot better than others – the key is to experiment with as
many as possible and see what works best for you.
The following income streams (from a number of blogs) have helped me
to earn a six figure income each year for the last 5 years from
blogging. I’ve ranked them from highest to lowest.
I hope you find it useful to see the mix and variety of ways that I earn a living from blogging.
1. AdSense
Despite not using it here at ProBlogger any more (here’s why) I continue to use AdSense
with amazing effect on my other blogs. I have them all set to show
image and text based ads and find that 250×300 pixel ads work best
(usually with a blended design). I don’t have much luck with their
‘referrals’ program but their normal ads work a treat and continue to be
the biggest earner for me.
2. Affiliate Programs
I
run a variety of affiliate programs on my blogs – most of which bring
in smaller amounts of money that don’t really justify a category of
their own (but which certainly add up).
These include recommending quality products like these here on ProBlogger: Thesis WordPress theme, Yaro’s Blog Mastermind Coaching Program and How to Launch the F*** out of your E-Book (and others) as well as some great products on my photography blog including 123 of Digital Imaging, David DuChemin’s amazing Photography E-Books and Mitchell Kanashkevich’s great ebooks.
The great thing about many of these programs is that they are of such
high quality that they sell themselves and I am being emailed from
readers who sign up to them thanking me for the recommendation!
3. E-Book Sales
Last
time I did a wrap up of how I make money blogging this category did not
exist for me – I didn’t really have any of my own products to sell at
all. However in the last year or so I’ve released 3 E-books – 31 Days to Build a Better Blog, The Essential Guide to Portrait Photography and Photo Nuts and Bolts: Know Your Camera and Take Better Photos.
While these products all only sell for under $20 they certainly add up
and some months this has been my biggest category of income. The reason
they were only ranking at #3 in the last month was that I didn’t do a
product launch (I wrote about one launch which brought in $72,000 in a week here). This is an income stream I see growing as I add more E-books to my range (expect 3 in the coming few months).
4. Continuity Programs
This is another newer category for me but one that continues to grow.
A continuity program is a site where you earn a recurring income from people who subscribe to a service you offer.
For me this includes two sites – ProBlogger.com and Third Tribe Marketing. Both programs are membership sites and generate monthly income from the thousands of members that they have as a part of them.
5. Private Ad Sales/Sponsorships
Private
ad sales directly to advertisers have fallen for me in the last year
(they previously ranked #3 on this list). This is partly due to a change
in my own focus but also partly due to the economy as it is. I should
note that this area does vary a little from month to month depending
upon the campaigns we’re asked to run – we’ve had a couple of months
where it actually ranked #2 in the last year.
This includes ad sales of the 125 x 125 ads here at ProBlogger as well as a campaign or two at Digital Photography School.
6. Chitika
Chitka
continues to be a great performer for me on my blogs. They
traditionally have worked best on product related blogs although their Premium ad units now convert well on a larger range of blogs.
While I’ve focused a little less on Chitika in the last 6 months
(mainly as I’ve released my own products and moved a little away from
advertising) they do continue to perform well where I use them and over
the time I’ve been using Chitika they’ve now earned me over a quarter of
a million dollars – as a result I can’t recommend them enough!
Amazon’s affiliate program
has been one of my big movers in the last 12 months. I used to make a
few odd dollars from it – however in recent times it has become a
significant earner for me (in fact it’s now earned me over $100,000 since I started using it).
Christmas time (and the lead up to it) is a particularly good time for
Amazon – last December it would have ranked #2 on this list.
8. ProBlogger Job Boards
The job boards here at ProBlogger continue to grow each month in the
number of advertisements that are being bought. This enabled me to
invest most of the money that they’d earned a while back into getting a
new back end for the boards and to redesign them. These job boards now
bring in over $1000 a month in revenue which is pretty nice considering
that they are so low maintenance to run. They also offer a service to
readers and add value to the overall blog.
The only problem that I face with the job boards is that there are so
many bloggers looking for work that the demand for jobs far exceeds the
supply. On the good side of things is that advertisers are reporting
getting amazing quality of applications.
9. Speaking Fees
I get asked to do a lot of speaking and increasingly they are paid
opportunities. I’m not able to do as many as I would like (mainly
because I live in Australia and most of what I’m asked to do is overseas
and I only travel 2-3 times a year) – however in April I did a couple
of events and the income was enough to include in this list.
Other Income
In addition to all of the above there are many smaller incomes. Many
of these are from smaller advertising programs that I test but none are
big enough to really rate a mention here.
The other income stream that there was no actual money from in April was book royalties from the ProBlogger Book.
These are only paid every 6 or so months (not in April). It’s probably
also worth mentioning that authors don’t tend to make a whole lot of
money on book royalties – you don’t write books to get rich (unless you
sell a lot of them).
Useful Resources for Bloggers Wanting to Make Money Blogging
A lot has been written on the topic of making money online from
blogs. There is a lot of wonderful information out there – but also a
lot of hype and sometimes dangerous information.
Below are a number of articles that I’ve written exploring some of the different ways that bloggers make money.
preparation: A. Yourpersonal datain accordancewithktpandemailaddress.
FollowingStep2: 1. Sign in toAlertpayby clickingthe followingimagebelow:
2.Selectyour countryheresuch as (Indonesia)
3.Select theaccountyou want.Ifyouare new tothisanduseitonlytosend and receive money,selectpersonalstarter...thenclickongetstarted.
4.Fill inthe requesteddatacorrectlyaccording to theidentitycardyou will useforverification.
5.When finished,clickNext,thenfill inyourlogindatacorrectlyincludinge-mailaddressyou will usefor the transaction.
6.If so, clickRegister...
7.Youwillbe givenconfirmation that the accounthas been created.
8.The next stepis to openyoure-mail,thenchecktheinbox.If thee-mailaddressthatyou inputwascorrect,then there must bean e-mailfromAlertpay.Open thee-mail addressandclickon thelinktoverifyemail...
9.Youwill be taken backto thewebsiteAlertpay.EnteryourpasswordandclickLog In.
10.Thenyouwill be askedtocreate aPINnumber.Just like theATM,yourPINnumberrequired tofilloutbefore making a transaction.
11.If so, clickSubmit...thencompletedthe firststeptoopen theaccountinAlertPay.
The nextstepis to verifyyouraddress,how:
Enteryour phonenoto verify
Alertpaywill sendSMSverificationcode.
Finishishow to createalertpayaccounthopefully can help.